Pada hari Rabu 02 Mei 2012 SMA Negeri 2 Surakarta memperingati Hari Kartini dan Hari Pendidikan Nasional. Berbagai macam kegiatan diadakan untuk memperingati event tersebut diantaranya : fashion show, acoustic, dance, pemilihan kartono kartini serta berbagai kegiatan yang lain.
Bapak/Ibu Guru, Karyawan serta siswa mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah diantaranya pakaian adat Jawa, Bali, Sumatera dan Kalimantan yang menggambarkan bahwa Indonesia kaya akan budaya, akan tetapi tetap selalu menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan serta kerukunan antarsuku.
Berbagai macam kegiatan di atas diawali dengan melaksanakan upacara memperingati hari Kartini dan Hari Pendidikan Nasional yang dipimpin oleh Bapak Drs. Ajuandi sebagai Waka Humas mewakili Bapak Kepala Sekolah Drs. Sudadi Mulyono, M.Si. Bapak Ajuandi membacakan sambutan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Peringatan Hari Pendidikan Nasional. Sambutan tersebut diantaranya berisi tentang : Bidang kebudayaan telah kembali ke “rumah besar” pendidikan setelah terpisah lebih dari sepuluh tahun. Kebudayaan memang tidak bisa dipisahkan dari pendidikan. Demikian pula sebaliknya, pendidikan tidak bisa dipisahkan dari kebudayaan. Ibarat dua keping mata uang. Yang satu dengan lainnya memiliki makna dan nilai yang sama; tidak bisa dipisahkan karena di dalam proses pendidikan ada penanaman nilai-nilai budaya menyertainya. Tema Hari Pendidikan Nasional Tahun 2012 ini adalah Bangkitnya Generasi Emas Indonesia. Tema ini sejalan dengan hakikat pendidikan yang telah ditekankan oleh Bapak Pendidikan Nasional kita, yaitu Ki Hajar Dewantoro, yang pada hari ini kita peringati hari kelahirannya sebagai Hari Pendidikan Nasional
Selain untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional, peringatan Hari Kartini juga dilaksanakan pada hari ini (Rabu, 02 Mei 2012). Hari Kartini ini mengangkat tema : Dengan Semangat Kartini Kita Galang Bersama Gerakan Penanggulangan HIV AIDS Bagi Perempuan dan Anak di Kota Surakarta. Seperti diberitakan suaramerdeka.com pada awal April lalu bahwa sejak tahun 2005 249 ODHA Meninggal Dunia. Jumlah kematian terkait HIV/AIDS sebanyak 249 itu hanya bagaikan angka-angka mati saja. Padahal, dengan tingkat kematian 33,6 persen tentulah merupakan persoalan besar dalam penanggulangan HIV/AIDS di Kota Solo. Dengan adanya fakta tersebut maka sebagai generasi penerus bangsa kita dukung dan galang bersama gerakan penanggulangan HIV AIDS.